Upaya mempromosikan seni budaya Bola Leungeun Seuneu (Boles) dan Adu Lisung ke manca negara pasca diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WTBI) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek Republik Indonesia, mendapat respon positif dari Kerajaan Prusia di Rusia, sekaligus menganugerahkan Gelar Kehormatan Keluarga Kekerabatan kepada Pimpinan Pondok Pesantren Modern Dzikir Al Fath, KH. Fajar Laksana, Sabtu (30/08/2024).

Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan perwakilan Kerjaan Prusia, Prof. Dr. Mohammad Soleh Ridwan, yang sekaligus menjabat sebagai Presiden of UIPM Indonesia di Ecosoc PBB (Peserikatan Bangsa – Bangsa).

Prof. Ridwan menilai Pimpinan Ponpes Modern Dzikir Al Fath telah melakukan langkah luar biasa dalam mengembangkan seni budaya dan bisnis, pasalnya kata dia, tidak semua orang bisa dan mau melakukannya dengan baik.

“KH Fajar Laksana ini bukan hanya seorang motivator, tapi adalah seorang inspirator, dimana karya yang diciptakannya bisa dipertanggungjawabkan secara scientific, ada faktor sejarahnya juga, karena untuk bisa menginternasional sebuah karya harus memiliki bukti otentik yang melatarbelakanginya,” ucap dia kepada awak media.

Menurut Prof. Soleh Ridwan, ketika sudah ditetapkan sebagai WBTBI, akan terjadi kolaborasi antara pemerintahan dengan private sector baik dalam maupun luar negeri.

“Ini akan diperkuat baik secara lokal maupun internasional, nanti akan ada undangan resmi yang ditujukan kepada pemangku adat terkait, yang tembusannya akan disampaikan melalui dinas atau kementerian di negara yang bersangkutan, untuk memperkenalkan lebih jauh tentang seni budaya khas tersebut,” tuturnya.

Dalam indie genius program nya, ujar dia, PBB mempersilahkan suatu negara untuk mempromosikan karakteristik seni budaya yang menjadi potensi negara tersebut.

“Potensi tersebut bersandar pada 3 faktor, diantaranya equity, yani kepemilikan atas aset, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, sama halnya dengan seni budaya ini,” jelasnya.

Selanjutnya, faktor solidarity, dimana seluruh bangsa didunia atau sesama anggota PBB harus menerapkan rasa manusia dan solideritas, serta menghormati potensi yang dimiliki setiap bangsa.

“Dan yang ketiga adalah faktor universality atau keserbagunaan, apa manfaatnya bagi ekonomi, sosial dan budaya,” katanya.

Selanjutnya dia mengungkapkan, Sekjen PBB Antonio Guiterez menyebut bahwa Bhineka Tunggal Ika tidak hanya menjadi milik Bangsa Indonesia, tapi juga bisa diterapkan di negara – negara lain.

Sementara Pimpinan Ponpes Modern Dzikir Al Fath, KH. Fajar Laksana menyebut, pihaknya mengangkat sekaligus menunjuk Prof. Dr. Mohammad Soleh Ridwan sebagai duta budaya seni Boles dan Adu Lisung dengan gelar “Arya Duta Sani Padjadjaran” untuk mempromosikan seni budaya khas Ponpes Al Fath di manca negara.

“Setelah ditetapkan sebagai WBTBI, kewajiban kita adalah mempertahankan sekaligus mengembangkannya, untuk itu saya meminta beliau untuk mempromosikannya ditingkat internasional, mengingat posisinya yang sangat strategis di Ecosoc PBB dimana salah satu bidang yang diaunginya adalah seni budaya,” tuturnya.

Disebutkan bahwa, pihaknya akan menjadi perwakilan salah satu bagian dari 17 bidang yang akan diundang dalam pertemuan di Ecosoc PBB, menurutnya hal ini menjadi sebuah peluang besar untuk bisa memperkenalkan seni budaya Boles dan Adu Lisung di manca negara melalui Ecosoc PBB.

“Kita siap berangkat untuk memperkenalkan kearifan lokal seni budaya, khususnya Boles dan Adu Lisung di manca negara,” tandasnya.

Sumber Artikel : Pimpinan Ponpes Modern Dzikir Al Fath Mendapat Gelar Kehormatan Keluarga Kekerabatan dari Kerajaan Prusia – Koran SINAR PAGI (koransinarpagijuara.com)


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hubungi Kami
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Ada yang bisa kami bantu