Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi dinobatkan menjadi Daya Tarik Wisata Warisan Budaya Ramah Muslim peringkat pertama di Jawa Barat dalam Smiling West Java Muslim Friendly Tourism (SWJ-MFT) Award tahun 2024.
Penghargaan tersebut diberikan pada Rabu 4 September 2024 di Ruang Aktivasi Publik Disparbud Provinsi Jawa Barat, oleh Kadisparbud Jabar Benny Bachtiar.
Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath KH Fajar Laksana mengatakan, terdapat beberapa objek wisata yang ada di pesantrennya seperti Museum Prabu Siliwangi, kesenian pencak silat, Boles dan Ngagotong Lisung, kemudian agrowisata Integrated Farm Education and Enterpreneurship (IFE2).
“Ada Museum Prabu Siliwangi yang di dalamnya sudah diteliti oleh BRIN dan Alhamdulillah puluhan benda sudah dinyatakan artefak dari mulai arca, mata uang, naskah peninggalan kolonial, uang kuno, naskah jaman Belanda dan sebelum jaman Belanda dan pasca kemerdekaan,” ujarnya, Kamis 5 September 2024.
“Ada tampilan dari objek wisata yaitu ada seni budaya tradisi olahraga main Bola Leungeun Seneu (Boles) dan Ngagotong Lisung yang kebetulan juga main Boles ini sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Ngagotong Lisung ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda provinsi Jawa Barat. Kita ada objek wisata agrobisnis yang disebut integrated farm education and enterpreneurship yaitu pertanian terpadu tanpa limbah yang mengembangkan sistem circular ecomomy atau ekonomi yang berputar yang menyebabkan tidak ada limbah,” ucapnya.
Selain itu, terdapat wisata spiritual seperti pengajian serta dilengkapi fasilitas penunjang yang ramah bagi muslim.
“Disambung dengan wisata spiritualnya adanya pengajian yang disebut manakiban, juga ada masjid dan juga fasilitas ibadah yang mencukupi memadai untuk pengunjung wisata,” tandasnya.
Dia menjelaskan, berbagai objek wisata yang ada di Ponpes Dzikir Al Fath difungsikan menjadi tempat praktek belajar bagi santri dan siswa. Namun saat ini menjadi minat bagi pengunjung yang datang dari berbagai daerah bahkan mancanegara.
“Sebetulnya ini untuk praktek santri dalam kurikulum merdeka itu wajib memiliki objek-objek praktek salah satunya untuk belajar sejarah dan budaya kita membuat museum. Kemudian untuk pertanian kita menyiapkan integrated farm pertanian terpadu dan zero waste. Kemudian untuk praktek seni budaya ada pencak silat tapi. Kemudian objek-objek atau tempat praktek santri dan siswa ini memiliki daya tarik wisata yang akhirnya kemudian menjadi objek wisata,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Kota Sukabumi, Tejo Condro Nugroho mengatakan, penghargaan ini menjadi kebanggaan bagi Kota Sukabumi karena saat ini memiliki destinasi wisata yang ramah Muslim.
“Harapan kami paling tidak yang pertama itu dengan adanya penghargaan ini memperlihatkan bahwa kota Sukabumi wisatanya sudah ramah muslim artian halal,” ujarnya kepada Media Pakuan,
Kamis 5 September 2024. Dia berharap, Ponpes Dzikir Al Fath menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Sukabumi dan dapat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan serta pertumbuhan ekonomi daerah.
“Harapannya para wisatawan baik Nusantara ataupun mancanegara bisa masuk ke Kota Sukabumi tentu lebih banyak lagi lebih bisa meningkatkan sehingga akan berdampak kepada pertumbuhan atau pergerakan ekonomi daerah untuk kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Selanjutnya pihaknya akan memberikan pendampingan kepada Ponpes Dzikir Al Fath untuk mengelola dan mengembangkan destinasi wisata yang lebih baik.
“Untuk pariwisata itu ada empat yang akan kita bangun yang pertama bagaimana untuk pembangunan kelembagaan pariwisata, kemudian bagaimana kita membangun industri pariwisatanya, kemudian bagaimana kita membangun untuk pusat informasi pariwisata dan yang ke empat bagaimana kita membangun destinasi pariwisata,” pungkasnya.
Sekadar informasi, dalam kegiatan SWJ-MFT Award tahun 2024 terdapat lima kategori yang diberi penghargaan yakni Hotel Ramah Muslim Terbaik, Restoran Ramah Muslim Terbaik, Daya Tarik Wisata Alam Ramah Muslim Terbaik, Daya Tarik Wisata Warisan Budaya Ramah Muslim Terbaik, dan Daya Tarik Wisata Buatan Ramah Muslim Terbaik.
Pada kategori Daya Tarik Wisata Warisan Budaya Ramah Muslim Terbaik, Ponpes Dzikir Al Fath, Kota Sukabumi berada di peringkat pertama, lalu diikuti Komplek Rumah Adat Kampung Pulo Desa Cangkuang, Kabupaten Garut, dan Gunung Padang, Kabupaten Cianjur.
0 Komentar