Pimpinan Pondok Pesantren Modern Dzikir Al-Fath Fajar Laksana merasa bangga, dimana permainan Bola Leungeun Seuneu (BOLES) bersyukur karya cipta kita diakui tingkat Nasional untuk bisa dikembangkan dipelihara dan dijaga. Dengan Kedatangan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dimana memberikan secara langsung Piagam penghargaan, Rabu (29/01/25).

Pada Kepemimpinan Presiden Prabowo sekarang lahir Kementerian Kebudayaan dan berdiri sendiri. Memahami makna kebudayaan sehingga sekarang itu menjadi hal yang pokok makanya tinggal kebijakan selanjutnya berapa kekuatan kementerian Kebudayaan itu dalam membangun kebudayaan di Indonesua yang begitu aneka ragamnya dalam hal ini secara realistis.

Selain itu, Menteri Kebudayaan pertama khusus membawahi museum dan beliau Alhamdulillah berkenan melihat Museum Prabu Siliwangi milik kami. Kebetulan sudah distandarisasi oleh kementerian Kebudayaan dan sudah terkareditasi.

“Benda-benda museum kami ini sudah tiga kali diteliti oleh BRIN, sehingga pak Putu juga berkenan hadir untuk melihat dan disaksikan juga oleh ketua BRIN. Dan juga buku hasil penelitian BRIN itu kemarin sudah dicetak secara resmi oleh penerbit nasional dan diserahkan ke pak Menteri,” ucap Fajar Laksana.

Perlu diketahui, bahwa Ponpes Dzikir Al-Fath merupakan salah satu pesantren yang tahun 2024 menjadi pesantren juara pertama dibidang potensi seni dan budaya ditingkat Jawa Barat.

“Pesantren kami juga pondok pesantren terbaik dibidang objek wisata ramah muslim sehingga pak Menteri pun berkenan hadir,” tuturnya.

Semoga dengan berdirinya Kemenbud, bisa memberikan perhatian lebih tinggi dari sisi anggaran maupun dari sisi prorgam kerja, sehingga memiliki wadah bagi para cendikiawan juga bisa turut serta melakukan penelitian. Contohnya museum kami sudah melahirkan S1,S2,S3. Jadi cendikiawan itu bisa lahir dari museum terutama dibidang budaya, filolog, arkekolog, antropolog dan sebagainya.

Maka museum itu bisa menjadi pusat lahirnya ilmu pengetahuan, karena akal dan pemikiran menjadi pengetahuan, kebudayaan itu lahir dari adat istiadat kebiasaan. Maka museum bisa menjadi fondasi dasar untuk membuat temuan-temuan baru.

“Harapan saya kedepan setiap kebudayaan memiliki penetapan hari-hari besar tentunya itu sebagai pengingat asal muasal budaya itu tersendiri bisa juga sebagai pelindung paten,” Pungkasnya

Sumber Artikel : Boles Diakui Tingkat Nasional, Setiap Kebudayaan Perlu Memiliki Hari Besar Bentuk Pengingat Asal Muasal – LINGKAR PENA

Baca Lainnya : Fadli Zon, Ikut Permainan Unik Boles Khas Sukabumi – LINGKAR PENA

Open chat
Hubungi Kami
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Ada yang bisa kami bantu